Sunday, February 22, 2015

Indonesia Kaya Cerita dan Budaya, Kenapa Tidak Bangga?

Tahun lalu, saya dan teman-teman saya mendapatkan tugas Proyek Akhir dari kampus untuk membuat sebuah film animasi 2 Dimensi bertema "Kearifan Budaya Lokal Kota Batam" dengan durasi sekitar 5 menit. Pada awalnya, saya sempat bingung untuk mencari cerita apa untuk diangkat, karena cerita-cerita rakyat yang kerap saya dengar hanya sebatas pada Bawang Merah Bawang Putih, Timun Emas, Malin Kundang atau Sangkuriang yang ada di hampir seluruh buku Bahasa Indonesia ketika saya SD, ditambah cerita-cerita tradisional melayu seperti Hang Tuah dan Mak Joyah yang saya pelajari ketika belajar Arab Melayu. Tidak ada yang dari Batam.

Saya tidak menyadari, sampai saya melakukan studi pustaka, bahwa sebuah kota kecil, yang lebih terkenal dengan industrinya daripada budayanya seperti Kota Batam, ternyata memiliki banyak cerita rakyat dan cerita sejarah. Saya terkejut menyadari bahwa Sungai Ladi, tempat yang biasa dipakai kemping Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) Batam ternyata pada dongengnya, terjadi karena air mata seorang istri yang ditinggal mati suaminya. Bahkan sebuah daerah yang saat ini terkenal dengan tempat hiburan dan pusat perbelanjaan, yaitu Jodoh, ternyata pada zamannya adalah sebuah sungai yang mempertemukan gadis yatim piatu dengan seorang pangeran yang dikutuk menjadi ular.


Jodoh - source

Saya terkejut, bangga sekaligus malu menemukan fakta yang baru saya ketahui tersebut. Tentunya, dikejutkan karena cerita-cerita yang saya tidak pernah tau ternyata ada, dengan kisah-kisah yang sangat bagus dan menarik untuk disimak dan dipelajari, dan bangga karena mengetahui Indonesia lebih kaya daripada apapun yang pernah saya  bayangkan sebelumnya.

Jika satu pulau saja punya banyak cerita dan sejarah, berapa banyak cerita lagi yang belum diketahui keberadaannya?  Atau mungkin ironisnya tidak dikenal masyarakat yang bahkan tinggal di daerah tersebut? Ada pulau Selayar, Pulau Sambu, Pulau Kasu, dan ribuan pulau untuk digali kearifan budayanya, dikenalkan sejarahnya, dan dicintai karenanya. Disamping itu, cerita-cerita rakyat tersebut, menjadi cerminan negara Indonesia yang kaya kebudayaan daerah dari sabang sampai merauke, yang menjadikan Indonesia salah satu pusat kebudayaan dunia. Ditambah lagi, cerita rakyat tersebut tentunya memiliki pesan-pesan kearifan yang sangat patut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dijadiikan bahan pembelajaran. Karena pada dasarnya, kebanyakan cerita rakyat mengajarkan kita bagaimana untuk hidup menjadi manusia yang lebih baik. Seperti Malin Kundang yang mengambil pesan agar kita lebih menghargai ibu kita, atau Ketam Buan dan Ugui yang mengajarkan bahwa hidup dalam ketamakan akan mendatangkan petaka.

Lalu, kenapa saya merasa malu? Saya malu karena tak membuka mata lebih cepat mengenai hal ini. Sebagai penerus bangsa, saya dan teman-teman seharusnya lebih mengenal budaya Indonesia, lebih peka dan peduli terhadap arus globalisasi yang berdampak pada pergeseran budaya.

Sebagai golongan yang produktif, golongan yang menciptakan karya, seharusnya saya dapat berperan aktif untuk memperkenalkan kebudayan Indonesia kepada adik-adik, kepada teman-teman, saudara, orang tua bahkan pada dunia luar, bahwa Indonesia adalah negara yang luar biasa kaya akan budaya, agar cerita rakyat dan kekayaan adat tersebut tidak habis dimakan jaman dan tetap dikenal dan diambil manfaatnya bahkan hingga Indonesia berumur seratus, atau bahkan seribu tahun. 

Ayo,teman-teman. Bersama-sama kita mencintai kebangsaan. Dengan apapun profesi kita, kita bisa berjuang untuk bangsa, tidak lagi dengan peperangan, tapi dengan karya dan prestasi. Bagi para animator, Indonesia tak pernah kekurangan cerita, tak pernah kekurangan karakter, jadi kenapa masih malu-malu mengekspos cerita rakyat kita dan menjadikannya film animasi? Bagi para desainer muda, Indonesia kaya ribuan corak kain tenun, batik dan songket, kenapa tak kenalkan mereka agar bangga dipakai banyak orang? Bagi para musisi, kenapa tidak kenalkan instrument angklung, gamelan pada karya kalian supaya terdengar lebih syahdu dan sangat Indonesia?

Ayo pemerintah, support kami para generasi muda untuk bekerja dan berkarya demi kemajuan bangsa. Jangan biarkan karya-karya kami dilirik negeri sebrang terlebih dahulu sebelum negeri kami sendiri. Jangan biarkan tak ada wadah bagi kami untuk mengapresiasikan kecintaan kami pada bangsa ini. Semoga harapan ini menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia, agar mampu bekerja sama bahu membahu demi Indonesia yang lebih baik kedepannya.

Omong-omong, dibawah ini adalah teaser film Animasi Ketam Buan dan Ugui yang saya dan teman-teman sekelompok saya buat. Berasal dari Batam, Kepri. Menceritakan tentang dua buah ketam dengan perbedaan rupa yang berselisih karena mencari makan. Alhamdulillah, karya ini berhasil menembus juara 2 Animasi Budaya Lokal GEMASTIK 7 di UGM tahun lalu. Semoga bisa menjadi referensi teman-teman semua mengenai cerita rakyat Kepulauan Riau. :)



Salam hangat,
Yuni Tisna
22/Februari/2014